Pernikahan. Kalimat yang indah didengar, suci harapan, terbayang jabat tangan kerabat sembari mengucap doa mengantri dan bersenyum, tabuh rebana menyertai, syair dilantun, jamuan dihidangkan, tetamu muda berharap serupa, tetamu yang kaya pengalamannya berharap langgeng sentosa. Puja puji syukur tiada henti dipanjat, dzikir berulangkali dilantun dan bahkan air mata tak kuasa dibendung. Bukan sedih, tapi saking bahagia. Ilingga kebahagiaan itu tak manipu diterjemahkan olch senyuman saja. Ya, hanya air mata yang mampu menerjemahkannya. Air mata yang hangat, bukan yang dingin.

Kebahagiaan yang terlalu sulit diungkap kata itu membuat para bujangwan dan bujangwati pingin segera meraihnya. Namun, karena banyak aral melintang, tujuan itu pun diragu lalu ditimbang-timbang ini dan itu. Padahal terkadang pertimbangan itu hanyaiah terjemahan kecil dari ketakutan; takut miskin, takut tidak makan dan lain-lain. Terlebih lagi orang tua yang terkadang kekeuh, entah alasan pangkat atau usia, pendidikan atau pendapatan, cacau-meracau negatif tetangga, yang jelas tak mudah melalui tantangan ini. Oleh karena itu, kami menghadirkan buku ini sebagai Tips dan Trik ‘merayu’ orang tua agar mengizinkan anaknya mengejawantah cinta dengan cara mulia; taaruf gerbangnya, pernikahan rumahnya.
Buku ini juga menyajikan hal-ihwal wanita, karakternya, hukum- hukum yang berkaitan dengannya seperti perintah mcnutup aurat, berjilbab, larangan tabarruj dan Iain-Iain. |uga menyajl ihwal hubungan lelaki-wanita seperti pacaran, ijtima’ ikhtilath, kholwat dan sejenisnya. Mudah-mudahan melalui buku sederhana ini menjadi tangga meraih kebahagiaan cinta dengan cara mulia dan bermartabat. Sehingga persiapan itu nantinya matang sebelum berdayun bersama sang kekasih dalam ketulusan ibadah kepada Sang Pengasih.

Selamat membaca!